Gerakan Pramuka adalah organisasi pendidikan non formal
yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di
Indonesia. Sejak beberapa dekade lalu, bahkan sebelum era kemerdekaan,
Gerakan Pramuka telah dianggap sebagai sarana pembelajaran untuk
pembentukan mental, karakter serta keahlian seorang Pramuka.
Seiring dengan perkembangan zaman, Gerakan Pramuka juga
mampu bersikap dinamis dan fleksibel. Hal ini ditandai dengan gerakan
tagar di media sosial Setiap Pramuka Adalah Kantor Berita, event besar
seperti Jota-Joti, kegiatan Satuan Karya (Saka) seperti Saka Widya
Budaya Bakti, Saka Kominfo, Saka Dirgantara dan sebagainya.
Dari semua hal diatas, terdapat satu komponen penting yang
belum ditambahkan ke NSO kita, yaitu kebijakan safeguarding. Tapi, apa
sih safeguarding itu? Seberapa penting dan apa fungsinya untuk Gerakan
Pramuka? Baca sampai habis ya…
A. Pengertian Safeguarding
Safeguarding secara garis besar dapat diartikan sebagai
tindakan yang dilakukan dalam upaya untuk mempromosikan akan keselamatan
anak – anak/pemuda dibawah umur serta upaya untuk melindungi mereka
dari bentuk kejahatan baik fisik maupun non-fisik serta ferbal maupun
non-ferbal.
Safeguarding juga dapat diartikan sebagai:1. Melindungi anak-anak/pemuda dari pelecehan dan perlakuan tak pantas
2. Mencegah hal tak pantas dalam perkembangan diri serta kesehatan anak/pemuda
3. Memastikan supaya anak-anak/pemuda dapat tumbuh dan berkembang melalui rasa aman dan kasih sayang
4. Mengambil tindakan untuk memungkinkan semua anak/pemuda untuk menghasilkan “hasil terbaik” saat menganjak usia dewasa.
Safeguarding juga tidak hanya berfokus pada hal fisik tapi juga mental terutama untuk kawula muda mengingat rentannya berbagai kasus kekerasan non fisik seperti bullying, umpatan kasar dan sebagainya.
B. Pentingkah Safeguarding Itu?
Safeguarding sebenarnya memiliki peran yang sangat penting,
terutama saat kita berada dalam satu kegiatan bersama dengan kawula
muda, bahkan tak menutup kemungkinan juga saat kita bersama dengan orang
dewasa yang ternyata juga rentan dengan kebijakan dan prosedur
safeguarding ini.
Kebijakan dan prosedur safeguarding ini juga menjadi acuan
untuk menjaga “keselamatan” bersama, dimana tiap aktivitas maupun
kegiatan perlu adanya tindak supervisoring/dipantau dan ditindak secara
benar. Perlu ditekankan juga bahwa hal hal kecil dan terkesan sepele,
bisa jadi merupakan bagian dari sebuah gambaran yang lebih besar.
Sebagai contoh, hal kecil dalam keluarga, sekolah, kegiatan
sehari-hari, atau saat bersama teman/kelompoknya mungkin dapat
berakibat pada hal yang lebih besar dan memiliki dampak buruk terhadap
mereka.
Karena itulah Safeguarding memiliki peran penting dalam
suatu kegiatan terutama pada dunia kepramukaan dimana kita selalu
berinteraksi dengan pemuda/anak-anak dalam tiap kegiatannya. Dimana
intervensi dan langkah pencegahan terkait insiden safeguaring mungkin
dapat merubah hidup seseorang, yang dapat diartikan bahwa dengan segala
hal diatas anak-anak/pemuda bisa mendapatkan perlindungan dan/atau
support yang mereka butuhkan untuk hidup aman dan bahagia.
C. Safeguarding Dalam Kepramukaan
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kegiatan
kepramukaan sangat lekat dengan kaum muda dalam tiap kegiatannya, baik
seperti latihan rutin, kegiatan kemah, jamboree dan sebagainya, sehingga
memang perlu adanya kebijakan atau prosedur untuk menjaga keselamatan
diri tiap anggotanya.
Kita berkaca dari kegiatan kepramukaan/kepanduan di luar
negeri. Sebagai contoh kegiatan kepanduan di Negara Inggris, di Negeri
Ratu Elizabeth tersebut kegiatan kepanduan bisa dikatakan telah teratur
dan termanagement dengan baik. Pembagian tingkatan yang jelas, supervisi
dalam tiap kegiatan grup adalah beberapa diantaranya. Lalu bagaimana
dengan safeguaring sendiri? Kegiatan kepanduan di Inggris adalah salah
satu pelapor adanya Safeguarding dalam kegiatan kepanduan internasional,
dan dalam hal safeguaring juga mendapatkan perhatian tersendiri hingga
dimana di negara tersebut tiap anggota dewasa/adult serta pembina/leader
wajib untuk memiliki “yellow card” yang berisi mengenai
penjabaran peraturan dan kiat yang harus dilakukan terkait safeguarding
itu sendiri, baik dalam penerapannya maupun apa yang harus dilakukan
ketika menghadapi tindak pelanggan kebijakan safeguaring.
Bagaimana dengan penerapan safeguaring di Gerakan Pramuka ?
Seperti yang telah dijelaskan, kegiatan Pramuka sangat lekat dengan
kawula muda, di mana tentunya mereka akan membutuhkan bimbingan dan
pengawasan dari pembinanya. Penerapan safeguaring sendiri bisa sangat
dinamis selama mengikuti kebijakan dan prosedur yang ada.
Sebagai contoh, saat dalam kegiatan di bumi perkemahan seperti
bullying. Bullying disini juga dalam arti luas, seperti mengejek,
memaksa seseorang untuk melakukan hal-hal yang dapat merendahkan
dirinya, sengaja mengabaikan seseorang karena hal tertentu dan tindakan
lainnya yang dapat menyebabkan dampak negatif baik fisik maupun mental
pada korban.
Saat ada sebuah kejadian yang dirasa melanggar safeguaring
maka adalah kewajiban bagi teman dan rekan korban untuk melaporkan
kejadian tersebut kepada pembina atau dewan yang sedang bertugas, dan
dalam penindakan pun harus sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang
ada.
D. Contoh Insiden Terkait Safeguaring
Contoh insiden safeguaring dapat berasal dari berbagai hal,
terutama pada kawula muda atau orang dewasa yang mungkin secara kasat
mata menunjukkan bahwa mereka tengah mengalami keadaan depresi, berpikir
untuk melakukan hal yang melukai diri sendiri bahkan tindakan bunuh
diri, berada pada resiko kekerasan fisik maupun mental di lingkungan
rumah, sikap radikal/rasis dan sebagainya akan memerlukan perhatian
tersendiri dan harus ditangani secara serius dan profesional.
Safeguaring sendiri bisa dibilang fleksibel dan dinamis.
Sebagai contoh dalam kegiatan di dunia maya yang sangat rentan, cyber
bullying, menyebarkan info pribadi hanyalah sedikit dari berbagai kasus
di dunia maya yang pada akhirnya dapat memberikan dampak buruk pada
korban, terutama pada kesehatan mental mereka yang juga mungkin akan
berdampak pada pertumbuhan dan perkembangannya.
Lalu, bagaimana penanganan sebuah insiden safeguaring? Yang
jelas jadilah pendengar yang baik, biarkan dia menceritakan semua apa
yang telah dialaminya, pahami secara seksama jika perlu buatlah catatan
kecil, tahan dulu opini kamu. Jika dirasa kamu telah memahami
keadaannya, tawarkanlah dirimu untuk membantu. Jangan ragu pula untuk
melaporkan hal tersebut ke pembina atau dewan yang ada di tempat,
pastikan pula kamu memberikan catatan yang ada dan biarkan mereka untuk
memberikan solusi dan jalan tengah.
Bagaimana jika saya menjadi korban? Bercerita lah dengan
teman yang kamu percayai, lalu jangan ragu untuk melaporkan ke pembina
atau dewan yang bertugas. Mengatasi semua sendiri mungkin memang pilihan
yang praktis, tapi nyatanya malah akan memperburuk apa yang terjadi,
karena itu berkonsultasi dengan orang dewasa/pembina bisa menjadi solusi
yang lebih efektif.
E. Safeguaring: Kesimpulan
Gerakan Pramuka yang merupakan organisasi kepanduan dengan
anggota terbesar di dunia dan sebagai salah satu wadah pendidikan
karakter dan skill tentu menyajikan kegiatan yang lekat dengan kawula
muda. Seperti yang telah kita pahami bersama, pemuda cinderung memiliki
mental yang labil dan karena itu perlu adanya kebijakan untuk menjaga
keselamatan mereka.
Safeguaring sebenarnya telah menjadi topik tersendiri sejak
beberapa dekade lalu, terutama di Gerakan Kepanduan di dunia. Gerakan
Kepanduan yang lekat dengan anak-anak serta pemuda tentu butuh
kebijakan-kebijakan tertentu guna menjaga keselamatan mereka dan
menjamin pertumbuhan serta perkembangan individu mereka.
Dunia yang terus bergerak maju, terutama dengan
perkembangan IT yang pesat dan seakan tak terbendung. Kegiatan media
sosial serta pertukaran informasi yang masif dan cepat maka perlu adanya
kebijakan guna menjaga keselamatan tiap penggunanya, terutama karena
mayoritas pengguna media sosial dan dunia maya adalah remaja dan pemuda
dengan rentang usia 12-25 tahun.
Kesimpulannya jelas, Gerakan Pramuka memang membutuhkan
kebijakan safeguaring atau kebijakan serupa yang melindungi keselamatan
tiap anggotanya yang mayoritas merupakan anak-anak dan remaja, terutama
pada era globalisasi sekarang dimana dunia seakan tak memiliki batas.
Safeguaring bukanlah bentuk sikap paranoid atau kebijakan yang
membatasi kebebasan yang ada, tapi sebagai langkah pencegahan pada hal
yang mungkin akan membawa dampak buruk pada keselamatan dan perkembangan
mental maupun fisik tiap anggota pramuka.
Also thanks to:
ScoutLink Safeguaring Coordinator, Mr. Greg King (Gregor)ScoutLink Debuty Coordinator for UK and Ireland, Mr. Tony (tony)
ScoutLink Users from #indonesian and #english
Tidak ada komentar:
Posting Komentar